Polusi yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan otak pada tikus seperti kehilangan ingatan dan penyakit Alzheimer., kata beberapa peneliti AS, Kamis (7/4).
Beberapa ilmuwan menciptakan bahan penyebab polusi udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan kerusakan pada suku cadang mobil serta trotoar, dan membuat tikus terpajan terhadap udara kotor selama 15 jam per pekan dalam waktu 10 pekan.
Partikel udara kecil "rata-rata berukuran satu-per-seribu lebar rambut manusia, dan terlalu kecil untuk diserap oleh sistem saringan mobil" tapi mengakibatkan kerusakan besar pada otak tikus yang terpajan, kata studi tersebut.
Para ilmuwan mendapati bahwa pajanan tersebut mengakibatkan "kerusakan besar" pada syaraf yang terlibat dalam kemampuan belajar dan ingatan. Mereka juga mendetektsi "tanda radang yang berkaitan dengan penuaan pradini serta penyakit Alzheimer".
Studi itu diterbitkan di dalam jurnal Environmental Health Perspectives.
Penelitian lebih lanjut diperlukan guna memastikan apakah dampak yang sama dapat terjadi pada manusia.
"Tentu saja ini menimbulkan pertanyaan, 'Bagaimana kita dapat melindungi warga kota dari jenis keracunan semacam ini?' Dan itu benar-benar belum diketahui," kata Finch.
Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buangan yang buruk, apakah akibat perawatan yang kurang memadai ataupun karena penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik.
Beberapa ilmuwan menciptakan bahan penyebab polusi udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan kerusakan pada suku cadang mobil serta trotoar, dan membuat tikus terpajan terhadap udara kotor selama 15 jam per pekan dalam waktu 10 pekan.
Partikel udara kecil "rata-rata berukuran satu-per-seribu lebar rambut manusia, dan terlalu kecil untuk diserap oleh sistem saringan mobil" tapi mengakibatkan kerusakan besar pada otak tikus yang terpajan, kata studi tersebut.
Para ilmuwan mendapati bahwa pajanan tersebut mengakibatkan "kerusakan besar" pada syaraf yang terlibat dalam kemampuan belajar dan ingatan. Mereka juga mendetektsi "tanda radang yang berkaitan dengan penuaan pradini serta penyakit Alzheimer".
Studi itu diterbitkan di dalam jurnal Environmental Health Perspectives.
Penelitian lebih lanjut diperlukan guna memastikan apakah dampak yang sama dapat terjadi pada manusia.
"Tentu saja ini menimbulkan pertanyaan, 'Bagaimana kita dapat melindungi warga kota dari jenis keracunan semacam ini?' Dan itu benar-benar belum diketahui," kata Finch.
Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buangan yang buruk, apakah akibat perawatan yang kurang memadai ataupun karena penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar